Senin, 13 Mei
2013
Seperti hari
senin di minggu-minggu sebelumnya aku berangkat ke kampus pagi-pagi untuk
mengikuti kuliah pukul 7. Kira-kira pukul 09.30 aku bersama teman-temanku pergi
ke kantin untuk makan pagi. Nah di sini lah cerita dimulai.
Saat aku tengah
asyik bersendau gurau dengan teman-teman di kantin sambil menunggu jam kuliah
selanjutnya tiba-tiba hape ku bergetar. Wah ternyata ada telepon, tp aku tidak
tau no siapa yang muncul di layar hapeku. Dengan penuh tanda tanya ku angkat
telepon itu. Tak disangka dan tak diduga penelpon mengaku dia adalah pak Pembantu
Rektor bidang kemahasiswaan di kampusku. Dalam telepon dia menanyakan apakah
ada sms dr dia. Setelah aku cek inbox ternyata tidak ada. Kemudia penelpon pun mengatakan
bahwa smsnya akan di kirim ulang dan iapun mematikan teleponnya. Setelah beberapa
saat sms yang dimaksudpun masuk ke inbok hape ku.
Setelah aku baca
sms tersebut berisi pemberitahuan bahwasannya aku ditunjuk untuk mewakili
universitas dalam seminar kewirausahaan di jakarta dan saya disuruh untuk
menelpon nomor yang berbeda lagi. Dengan perasaan yang ragu-ragu dan penasaran akhirnya
akupun menelpon nomor yang dimaksud, dalam percakapan yang cukup panjang aku
disuruh ke ATM untuk mencairkan dana
sebesar 8juta dari dikti yang katanya dana itu harus segera dicairkan saat itu
juga.
Lagi-lagi entah
kenapa aku nurut saja dan akupun segera melangkahkan kakiku ke ATM. Karena aku
takut akupun mengajak temanku, Dhita untuk menemaniku.
Akupun tiba di
ATM, karena saya takut dan curiga akhirnya aku mengambil semua saldo di atm ku.
Setelah itu aku baru melakukan instruksi dari penelpon. Setelah semua instruksi
aku lakukan ternyata hasilnya gagal.
Sampai di sini aku masih belum sadar bahwa
ini adalah penipuan.
Karena ATM saya
gagal, kemudian penelpon menyuruhku untuk meminjam ATM teman. Karena saat itu
aku bersama sahabatku Dhita akhirnya aku meminjam ATM miliknya. Tetapi sebelum
melakukan isntruksi sari penelpon, dhita pun melakukan apa yang tadi aku
lakukan, yaitu mengambil semua saldo di ATMnya. Alhasil transaksi yang
diinstruksikan penelpon gagal lagi.
Hingga akhirnya
aku dan dhita memutuskan untuk keluar dari ATM.
Tak disangka, Pak
Satpam yang selalu standby di ATM memperhatikan gerak-gerikku dan temanku dari
tadi. Mungkin beliau sudah curiga dengan gerak-gerik kami yang aneh dari tadi. Akhirnya
pak satpam itu mendekati kita berdua dan menanyakan apa yang kita lakukan. Karena
aku masih berbicara di telepon, akhirnya dhita menjelaskan ke pak satpam. Dan dengan
tegas beliau mengatakan bahwa itu merupakan penipuan dan menyuruhku segera
mematikan telepon.
Dan setelah aku pikir-pikir, transaksi yang diinstruksikan penelpon gagal karena saldo di ATMku dan di ATM temanku habis.
Alhamdulillah ALLAH masih melindungiku.
Dan setelah
beberapa jam berlalu, aku mendapat kabar ternyata bukan hanya aku yang dapet
telepon itu. Ada banyak sekali teman-teman se-jurusanku yang mendapat telepon
serupa. Bahkan ada 2 korban yang sudah mentransfer dan merelakan 6 juta dan 2
juta nya melayang ke tangan orang jahat.
Untung saja saldo
ATMku dan ATM temanku sudath ditarik semua. Kalau tidak begitu mungkin aku
sudah menjadi korban ketiga.
Tak henti-hentinya
kuucapkan syukur kepadaMU ya ALLAH. Tuhan yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Semoga
Engkau selalu melindungiku, keluargaku, dan orang-orang terdekatku.
Ini merupakan
sebuah pengalaman hidup yang sangat luar biasa. Semoga bisa menjadi pribadi
yang lebih waspada dan berhati2 lagi.
Special thanks to
1. Allah SWT yang masih melindungiku meskipun tak
jarang aku melalaikanMU
2. Arin
Ayundhita, sahabatku yang selalu setia menemaniku. Semoga kau selalu sabar dan ikhlas
menghadapi temanmu ini. Semoga Allah membalas semua yang telah kau berikan
dengan berlipat-lipat kebaikan yang lain. We are best friend forever yaaa :*
3. Pak Satpam
yang telah menyadarkanku bahwasanya itu adalah penipuan. Jika tidak, entah apa
yang akan saya lakukan saat itu dan entah apa yang terjadi padaku.