Kamis, 16 Februari 2012

Syukuri Apa yang Ada, Bagaimanapun Keadaannya :)

Hampir 3 minggu ak menghabiskan waktu liburan smstrku kali ini di rumah. 
Hmmm, lumayan agak lama juga ya. 
Selama 3 minggu berada di kampung halaman, kampung kelahiran (karena lahirnya di kampung ya namanya kampung kelahiran, biasanya orang2 kan nyebutnya kota kelahiran. Hhe) kebetulan sekali banyak kabar kematian yang aku dengar. Tiap hari aku melihat berita2 di televisi yang mengabarkan berbagai macam berita kecelakaan di sana sini, mulai dari kasus Afriyani, kecelakaan bus karena rem blong, bus masuk jurang, dan lain sebagainya dimana dlm tragedi tersebut puluhan orang menjadi korban, baik korban meninggal, luka berat, maupun luka ringan. 

Tak hanya dari berita2 di TV saja, ternyata di sekeliling saya juga bnyak kabar duka. Dalam selang waktu 3 minggu ak di rumah, aku mendapat 5 kabar kematian yang terjadi di kampungku. Bahkan sempat terjadi juga aku mendapat 2 kabar kematian yang hampir bersamaan. 
Diantara tetangga2ku yg meninggal tersebut ada 1 yang meninggalnya sangat mengejutkan dan benar2 tak terduga. Klo 4 orang yang lain sih g begitu mengejutkan karena usia mereka yg sudah sangat tua dan emang udah lama sakit, tp klo yg 1 ini amat sangat mengejutkan.
 

Sebelum2nya beliau terlihat sangat sehat. Beliau meninggal karena penyakit asmanya kambuh, kemudian ia dilarikan ke rumah sakit tetapi jiwanya sudah tidak tertolong lagi. Beliau adalah seorang bapak dg 2 anak. Anak pertamanya adlh seorang anak laki2 kelas 1 SD (kira2 berumur 6-7 tahun) dan anak keduanya baru berumur 20hari. Istrinya adalah seorang yg terpaksa melepaskan pekerjaannya demi merawat anak2nya. 


Bisa kalian bayangkan bagaimana perasaan istri dan anak2 yang ditinggalnya?? 
Ketika aku melihat anaknya yg masih SD yg bermain bersama teman2 sebayanya, ak tidak melihat adanya kesedihan di wajah anak itu. Hmmm, namanya juga anak2, mereka hanya memikirkan kesenangannya saja. Namun dalam hati, aku merasa kasian dengannya. Anak sekecil itu harus ditinggalkan ayahnya. Apalagi melihat adiknya yang baru menikmati dunia ini selama siktar 3minggu, mata ini tak kuasa menahan air mata. Bayi yg baru lahir itu hanya bisa merasakan kasih sayang seorang ayah dlm waktu yang sangat singkat. Bahkan mungkin dia belum pernah melihat wajah ayah kandungnya karena penglihatannya yang belum sempurna. 
Aku tidak bisa membayangkan perasaan ibu dr anak2 ini, ia seorang pengangguran yang harus mendidik dan membesarkan mereka tanpa seorang suami. 


Akan tetapi semua tragedi ini membuatku merasa sangat bersyukur atas nikmatMU ya Allah. Bahkan aku sangat menyesal dg masa laluku. Dulu ketika bapakku meninggalkan aku dan keluargaku di dunia untuk selama2nya, ak merasa aku adalah orang yang paling tidak beruntung di dunia ini. Saat itu aku benar2 tak menyangka dan menduga secepat itu bapakku meninggalkan aku dan keluargaku, bahkan bapakku tidak menunnjukkan gejala sakit apapun sebelumnya, dan bapakku pun tidak mengalami kecelakaan. 
Sehari sebelum meninggalnya bapakku, kebetulan sekali aku pulang padahal hari itu adalah bukan jadwalku pulang dr asrama karena bukan hari libur. Dan paginya sebelum ak berangkat lagi ke sekolah, bapakku masih dalan keadaan sehat, ceria. Beliau sempat memberiku uang bayaran asrama dan SPP pagi itu. Tak ada firasat apapun pagi itu. Tapi setelah malam tiba, ak mendapat telepon dr kakak sepupuku yang mengabarkan bahwa bapakku sudah dipanggil Yang Mahakuasa. Awalnya aku tidak percaya dengan kabar tersebut..
Dan itulah yang membuat aku dan keluargaku merasa sangat tidak siap kehilangan beliau. 
Saat itu ak merasa sangat hancur, hati ini rasanya tidak karuan, seakan dunia berakhir begitu saja...

Namun tragedi yang menimpa tetanggaku itu sangat membuatku semakin ikhas atas kepergian bapakku. Ternyata masih ada yang jaauuuuuhhh lebih tidak beruntung daripada aku. Masih beruntung aku dong yang masih bisa merasakan kasih sayang seorang bapak selama 17 tahun dibandingkan tetanggaku yg aku ceritakan itu yang cuma merasakan kasih sayang dr seorang ayah selama 3minggu. Yang membuatku lebih bersyukur lagi, ibukku adalah seorang guru PNS yg bersertifikasi sehingga masih bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan membiayayi pendidikan untuk aku dan kakakku. 


Terimakasih ya Allah, Kau telah mengingatkanku untuk lebih bersyukur atas semua nikmat2 yang telah Kau berikan selama ini. Kau telah menunjukkan kepadaku bahwa masih banyak orang2 di sekitarku yang jaaauuuuhhhh lebih tdk beruntung drpd aku dan keluargaku. 
Kini semakin aku sadari, bahwasannya kita harus senantiasa melihat ke bawah agar kita selalu bisa bersyukur, dan sebaliknya kita harus senantiasa melihat ke atas untuk memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik :)

2 komentar:

  1. tulisan yang sangat super sekali, ternyata banyak yang harus kita syukurinya
    dan banyak juga yang kehidupannya tidak seberuntung kehidupan kita.

    BalasHapus